Pemimpin vs Bos

Ketika masih mahasiswa, saya teringat, berbagai pelatihan yang saya ikuti. Beberapa pelatihan diselesaikan pada malam hari, bahkan dini hari. Malam itu kami berkumpul di sebuah lapangan di tengah kampus ITB dan acara pun dimulai. Sesi malam itu, yang berakhir sekitar jam 2 pagi, adalah sesi terakhir. Materi utamanya adalah penguatan tim. Dalam suasana hening dan gelap. Kamipun secara bersama-sama berteriak (mungkin agak sedikit bodoh, kenapa harus berteriak), untuk menjawab pertanyaan: Who is the leader? Siapa itu pemimpin?

Who is the leader?“, teriak fasilitator yang juga senior kami. Kami menjawab serentak, setelah dibriefing sebelumnya. “The leader is one who knows the way, shows the way, and goes the way“. Pemimpin adalah orang yang tahu jalan, menunjukkan jalan, dan mengikuti jalan tersebut. Belakangan saya ketahui, kalau rangkaian kata-kata indah ini dibuat oleh John C. Maxwel, pakar kepemimpinan Amerika yang telah menulis ratusan buku dan menjadi pembicara handal.

Saya teringat kata-kata tersebut ketika seorang kawan memposting perbedaan antara “bos dan anak buah”, dalam sebuah milis yang saya ikuti.  Untungnya bukan berisi perbedaan antara “pemimpin dan anak buah”. Sebetulnya konten yang dikirim sudah lama saya baca pada beberapa sumber. Memang, menjadi pemimpin (leader) dan bos (boss) mempunyai makna yang berbeda. Istilah bos seringkali mempunyai makna peyoratif, berkonotasi tidak selamanya positif. Perbedaan antara bos dan anak buah tersebut sangat kental dengan nuansa sinisme. Tentu saja akan berbeda dengan pemimpin.

Untuk membedakan, saya juga teringat sebuah bacaan beberapa tahun yang lalu yang membedakan antara pemimpin dan bos. Perbedaan ini dirangkum dengan bahasa yang sangat apik dan mudah dipahami oleh Gordon Selfridge adalah pendiri pusat perbelanjaan Selfridges, termasuk yang terbesar,  di Inggris. Berikut perbedaan tersebut:

Seorang bos mempekerjakan bawahannya;
Tetapi seorang pemimpin mengilhami mereka,

Seorang bos mengandalkan kekuasaannya;
Tetapi seorang pemimpin mengandalkan kemauan baik.

Seorang bos menimbulkan ketakutan;
Tetapi seorang pemimpin memancarkan kasih.

Seorang bos mengatakan ‘aku’;
Tetapi seorang pemimpin mengatakan ‘kita’.

Seorang bos menunjukkan siapa yang bersalah;
Tetapi seorang pemimpin menunjukkan apa yang salah.

Seorang bos tahu bagaimana sesuatu dikerjakan’
Tetapi seorang pemimpin tahu bagaimana mengerjakannya.

Seorang bos menuntut rasa hormat;
Tetapi seorang pemimpin membangkitkan rasa hormat;

Seorang bos berkata, ‘Pergi!’;
Tetapi seorang pemimpin berkata, ‘Mari kita pergi!’

Mudah-mudahan setiap kita ingin menjadi pemimpin dan bukan bos. Harusnya itulah yang ada, karena sampai sekarang saya tidak pernah mendengar ada bossiness training. Yang ada adalah leadership training. Atau jangan-jangan untuk menjadi bos semua orang bisa sehingga tidak memerlukan training, dan tidak demikian halnya untuk menjadi pemimpin. Wallahu a’lam.

10 comments
  1. yusdi said:

    menurut saya juga sama pak.
    kl bos itu lebih bersifat santai, mau nerima enaknya saja, sukanya marah-marah hanya menuntut hak.
    kl pemimpin lebih mengayomi, melindungi, mau bersama2 merasakan senang dan susah bersama apa yang dipimpinnya.

    pa kabar pak fathul, semoga bapak tidak lupa saya.
    salam sukses selalu

    • Fathul Wahid said:

      @Mas Yusdi, Ya terang masih ingat Mas. Sekarang di mana?

  2. setuju pak, bos nggak perlu training, hanya dengan melihat sinetron di tipi aja semua orang bisa jadi bos. kalo mo jadi pemimpin ya harus latihan mimpin. mimpin awake dewe bapak saya bilang. 🙂

    ehm, latihan jadi anak buah yang baik ada nggak ya pak??

    • Fathul Wahid said:

      @Mas Hanafi, Nah itu mas, belum pernah ada yang mengadakan pelatihan seperti itu. 🙂 Kalau itu bisa dengan sadar peran mas.

  3. uzan said:

    @ahmadhanafi:
    sebenarnya dgn kt melatih diri menjadi anak buah yg baik juga merupakan pelajaran yg baik utk menjadi pemimpin yg baik..
    bukan begitu Pak Fathul ?

    • Fathul Wahid said:

      @Maz Uzan, Setuju!!!!

  4. uzan said:

    Pak, tidak sengaja saya tulis tentang topik yg sama.. ya, dalam versi ‘anekdotal’ nya, dan ternyata setelah browsing, baru saya ingat ada tulisan setopik dr pak Fathul ini..

  5. Rio Ananda said:

    semua orang bisa jadi bos tapi buruk jadi pemimpin.

  6. qonita said:

    thanks pak infonya. brguna untuk osis saya,,

  7. Mirza said:

    Bos bicara tentang Hak, Pemimpin bicara Tanggung Jawab.

Leave a reply to yusdi Cancel reply