ATM Palugada ala Jembrana
Apa yang terjadi jika Anda sedang mengurus perijinan di Pemerintah Kota/Kabupaten dan salah satu syarat berupa fotokopi Kartu Keluarga (KK) tertinggal dan Anda tidak membawa KK yang asli? Dapat dipastikan, Anda harus pulang, mengambil KK yang tertinggal, dan menfotokopinya.
Semua itu tidak perlu dilakukan, jika Anda sedang mengunjungi Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu di Kabupaten Jembrana, Bali. Anda tinggal menyentuhkan KTP (dengan teknologi RFID) di alat pembaca pada ATM Palugada (“Asal Tekan Mau, Apa Lu Mau Gua Ada”) yang tersedia di sana. Tekan tombol cetak KK pada layar sentuh, dan tinggal ambil cetakan salinan KK untuk melengkapi persyaratan. Lupa fotokopi KTP, tinggal tekan tombol cetak KTP. Akte kelahiran tertinggal? Tidak ada yang lebih sulit daripada menekan tombol pada layar sentuh. Jika Anda PNS, data kepegawaian juga dapat dilihat pada ATM ini. Jika Anda pengusaha, semua ijin terkait dengan usaha yang Anda miliki dengan mudah akan terpampang di layar. Ke depan, catatan kesehatan Anda pun dapat dengan mudah Anda lacak di ATM ini. Tidak ditarik biaya sepeserpun untuk layanan ini.
ATM Palugada adalah inovasi terbaru Jembrana untuk meningkatkan layanan publik. Hal ini dimungkinkan karena adanya integrasi antarbasisdata yang ada, mulai dari kependudukan, kesehatan, kepegawaian, sampai dengan perijinan. Kabupaten ini nampaknya sudah kenyang dengan penghargaan untuk inovasi teknologi informasi (TI) di sektor publik; mulai dari bidang e-government secara umum sampai dengan pengembangan dan penggunaan software open source. Keterbatasan alokasi dana yang tidak lebih dari Rp 500 juta per tahun untuk bidang TI nampaknya justru melecut kreativitas mereka. Hampir semua software aplikasi yang digunakan adalah buatan sendiri dan open source yang telah dimodifikasi untuk disesuaikan dengan kepentingan lokal. Aplikasi yang bukan open source bisa dihitung dengan jari. Itu pun bukan karena mereka tidak mampu mengembangkan, tetapi karena aplikasi tersebut dibuat oleh instansi di tingkat nasional.
Saat ini, semua desa, kecamatan, sekolah mulai dari SD sampai dengan SMA, Puskesmas, dan rumah sakit di Jembrana sudah terhubung dengan jaringan komputer tunggal, yang disebut Jimbarwana Network (J-Net). J-Net inilah yang memfasilitasi komunikasi antar unit dan telah menghemat anggaran karena proses digitalisasi. Sebagai contoh, ketika komunikasi masih tradisional dan banyak mengandalkan kertas, sebuah dinas dapat menghabiskan 500 rim kertas dalam setahun. Konsep kantor tanpa kertas (paperless) yang dikembangkan dengan bantuan J-Net menekan penggunaan kertas menjadi hanya 200 rim per tahun. Biaya komunikasi antarunit dengan VoIP melalui J-Net terpangkas sampai 70%. Perekaman dan verifikasi data warga yang berobat pun dengan mudah dilakukan dengan bantuan J-Net. Sejak tahun 2003, warga Jembrana sudah mendapatkan layanan kesehatan dasar gratis melalui skema Jaminan Kesehatan Jembrana (JKJ) yang sejak akhir 2011 berubah menjadi Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) untuk seluruh Propinsi Bali.
Inovasi SMS broadcast yang dikembangkan telah mengefektifkan komunikasi dan penyampaian informasi kepada 4.000 PNS sampai dengan guru di sekolah-sekolah. Komplain dan masukan warga pun terfasilitasi dengan SMS center.
Inovasi e-voting untuk pemungutan suara sudah diterima dengan baik oleh warga untuk pemilihan kelihan dinas/kepala lingkungan. Tidak jarang, sistem e-voting ini juga dipinjam oleh sekolah atau kampus untuk pemilihan ketua OSIS atau BEM. Proses pemungutan suara pun berlangsung dengan cepat tanpa mengabaikan prinsip-prinsip dasar, seperti kerahasiaan dan kejujuran.
Keberhasilan Jembrana dalam pemanfaatan TI telah meruntuhkan mitos bahwa e-government dan peningkatan layanan publik harus berbiaya mahal. Meskipun jalan yang ditempuh tidak mulus karena konflik berbagai kepentingan yang ada dan anggaran yang terbatas, Jembrana telah membuktikan bahwa komitmen pemimpin, inovasi, dan dedikasi tim TI jauh lebih menentukan keberhasilan.
*Tulisan pernah dimuat di Kolom Analisis SKH Kedaulatan Rakyat, 28 Desember 2011.
Luar biasa, Pak. Suatu kebanggaan bagi warga Jimbarwana (J-Net) dalam perkembangan pelayanan pemerintah setempat kepada masyarakatnya. Semoga daerah lain di Nusantara bisa mengadopsinya sesegera mungkin. Amin. 🙂
(OOT) Semoga pak Fathul beserta keluarga seraya diberikan kesehatan & selalu dalam lindunganNya. Amin. 🙂
Terima kasih Mas Mukhyar atas doanya. Untuk informasi saja Mas, tantangan kawan-kawan pengawal e-Government di Jembrana sekarang semakin berat. Mereka perlu dukungan.
Cita-cita dan harapan yang tinggal kenangan
Kira-kira menurut Pak Made kenapa ya, kok tinggal kenangan? Yang saya tuliskan itu perkembangan sampai 2011 Pak. Kalau setelah itu …